Biar Gak Bingung Lagi! Ini Bedanya CP dan ATP
Pada penerapan Kurikulum Merdeka, sering muncul dua istilah penting: CP (Capaian Pembelajaran) dan
ATP (Alur Tujuan Pembelajaran). Keduanya menjadi dasar dalam perencanaan pembelajaran, namun masih banyak guru yang
bertanya-tanya: Apa sebenarnya hubungan antara CP dan ATP? Dan bagaimana cara “berpindah” dari CP ke ATP?
Yuk, kita bahas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. ✨
✅ 1. Apa Itu CP?
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi akhir yang harus dikuasai oleh peserta didik pada akhir suatu fase belajar. Dengan kata lain, CP merupakan tujuan besar atau peta akhir yang menggambarkan apa yang diharapkan setelah proses belajar dalam satu fase selesai — misalnya fase A, B, atau C.
Contoh CP:
“Peserta didik mampu menjelaskan siklus air dan kaitannya dengan kehidupan manusia.”
Kalimat tersebut menunjukkan hasil akhir yang ingin dicapai siswa setelah mempelajari suatu topik. Dari CP inilah guru dapat menurunkan berbagai tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan terukur.
✅ 2. Apa Itu ATP?
Sementara itu, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan rangkaian langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mencapai CP. Jika CP diibaratkan sebagai tujuan akhir perjalanan, maka ATP adalah jalur atau rute yang akan dilalui agar sampai ke tujuan tersebut.
ATP berisi Tujuan Pembelajaran (TP) yang disusun berurutan — dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Fungsinya adalah membantu guru memahami urutan logis pembelajaran agar proses belajar siswa berjalan efektif.
Contoh ATP:
- ✨ TP 1: Menjelaskan pengertian penguapan dan kondensasi.
- ✨ TP 2: Mengidentifikasi peristiwa penguapan dan kondensasi dalam kehidupan sehari-hari.
- ✨ TP 3: Menyimpulkan proses terjadinya siklus air.
Ketiga TP tersebut membentuk satu alur yang mengantarkan siswa untuk akhirnya mencapai CP tentang siklus air.
✅ 3. Hubungan antara CP dan ATP
Hubungan antara CP dan ATP dapat digambarkan dengan analogi sederhana:
- 📍 CP = Tujuan akhir (puncak gunung)
- 📍 ATP = Jalur pendakian menuju puncak
Tanpa CP, guru tidak memiliki arah akhir pembelajaran. Sebaliknya, tanpa ATP, guru dapat “tersesat” karena tidak memiliki panduan langkah demi langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Jadi, ATP lahir dari CP. Guru membaca dan memahami isi CP, lalu memecahnya menjadi serangkaian tujuan pembelajaran (TP) yang lebih kecil dan berurutan agar siswa dapat mencapai CP secara bertahap.
✅ 4. Mengapa Guru Perlu Memahami CP dan ATP?
Guru yang memahami hubungan antara CP dan ATP akan lebih mudah:
- 🔹 Menyusun rencana pembelajaran yang terarah.
- 🔹 Menyesuaikan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
- 🔹 Melakukan asesmen formatif di setiap tahap pembelajaran.
- 🔹 Memastikan perkembangan siswa berlangsung secara bertahap dan terukur.
Dengan memahami kedua konsep ini, guru tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga memperhatikan proses dan tahapan pembelajaran yang dilalui siswa. Perubahan dari CP ke ATP bukanlah mengganti isi pembelajaran, melainkan menguraikan arah pembelajaran agar lebih mudah diterapkan di kelas.
✨ Kesimpulan
Melalui pemahaman yang baik tentang CP dan ATP, guru dapat membantu murid belajar dengan lebih bermakna, terarah, dan bertahap. CP menjadi panduan utama tentang apa yang ingin dicapai, sedangkan ATP menjadi panduan tentang bagaimana cara mencapainya.
Dengan demikian, menyusun ATP dari CP bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi merupakan langkah penting agar pembelajaran benar-benar mampu mengantarkan murid pada capaian yang diharapkan.
🌱 Dengan memahami CP dan menyusunnya menjadi ATP, guru telah membantu murid menapaki jalur pembelajaran yang bermakna dan penuh arah.